September Gak Penting

Selamat September.
.
Saya tidak punya sesuatu yang khusus dengan September. Tidak ada kenangan. Tidak ada catatan khusus. Kata orang  bugis, nothing special. Kok bisa?
.
Saya memang tipe orang yang tidak begitu mementingkan tanggal atau waktu tertentu. Hari-hari selalu sama menurut saya. Tidak ada yang istimiwa. Bahkan, saya kadang lupa dengan kapan saya menikah pertama kalinya.
.
Kecuali, tentu dengan momen-momen besar. Seperti lebaran. Idul fitri maupun idul adha. Saya tahu tanggal pastinya. Dalam kelender hijriyah. Yang begini tentu spesial-lah. Istimewa.
.
Tapi yang lain, tidak ada. Tanggal yang paling saya hafal cuma tanggal lahir saya saja. Just it. Eh, istri juga, hehe. Yang lain tidak. Bahkan anak-anak saya, juga tidak begitu hafal persisnya.
.
Sehingga, jangankan September, bulan yang lain pun sama di mata saya.
.
Bagi saya, semua waktu sama saja. Detik berdetak menuju menit. Menit dikonversi menjadi jam. Jam bergulir menggenapkan hari. Hari ke pekan. Pekan menjadi bulan. Bulan menjadi tahun. Semua sama bagi saya.
.
Kecuali, saat-saat tertentu.
.
Seperti momen khusus perjumpaan kita dengan Allah dalam shalat. Ini penting dan harus selalu diingat. Ada minimal 5 kali dalam 24 jam yang bergulir tiap harinya. Allah sediakan waktu ini buat kita para hamba agar lebih dekat padaNya. Tugas kita memaksimalkannya.
.
Itu harian.
.
Di tiap pekannya, ada pula waktu khusus yang penting. Iyalah Jumat. Ini hari raya pekanan yang harus diingat. Ada shalat Jumat, ada saat waktu sangat mustajab di waktu ashar hingga maghrib, ada perintah baca surat alKahfi, dan sebagainya.
.
Itu pekanan. Selain Jumat, ada pula Senin dan Kamis yang menjadi momen diangkatnya amal-amal ke langit.
.
Dalam hitungan bulan, ada hari-hari putih. Pertengahan tiap bulan hijriah. Tiga hari berturut-turut ketika bulan di atas sana bulat dan terang. Di waktu itu, kita dianjurkan puasa.
.
Itu bulanan.
.
Dalam hitungan tahun, ada banyak momen khusus. Seperti hari Asyura; hari ke sepuluh Muharram. Ada Ramadhan yang hari dan malamnya penuh kemuliaan. Kemudian ada Syawwal di mana kita berlebaran. Ada Zulhijjah di mana ibadah haji ditunaikan.
.
Ini tahunan.
.
Inilah beberapa momen yang penting itu. Tidak perlu untuk selalu diingat, karena ia akan datang sendiri pada waktunya. Mengingatnya saja tidak cukup. Ia perlu untuk dimaksimalkan keberadaannya.
.
Ia spesial bukan karena kenangannya. Tapi karena disana ada perjumpaan dengan Penguasa Alam. Ada ibadah yang berujung pahala. Ada tebaran kasih yang perlu diraih. Ada keluasan rahmat yang memikat. Ada hidangan ampunan. Ada janji kenaikan predikat taqwa untuk para hamba.
.
Dan semua itu adalah kebutuhan hamba kepada Tuan-nya. Dengannya, kita bisa meraih ridho-Nya. Untuk mencapai surga yang indahnya belum pernah terbetik di pikiran siapapun, ada tiket mahal yang harus dibayar. Dan semua momen tadi adalah tempat terbaik untuk itu.
.
Maka, momen-momen ini menjadi penting. Bahkan sangat penting. Bukan karena kenangannya. Tapi karena ia layak menjadi kenangan. Kenangan yang menjadi catatan di hadapan Allah. Atas keikhlasan kita beribadah kepadanya. Di momen-momen tersebut.
.
Selamat September.

September Gak Penting September Gak Penting Reviewed by Ibnu Basyier on Sunday, September 02, 2018 Rating: 5

No comments:

Terima kasih telah berkunjung. Semoga pulang membawa manfaat. Kalau ada yang tidak berkenan, tinggalkan di komentar....

ads
Powered by Blogger.