Apa yang Harus Disiapkan untuk Sambut Ramadhan

Saat ini, kita berada di bulan Sya’ban. Nabi shallallahu alayhi wasallam bersabda menyebut bulan ini sebagai bulan kelalaian.

“Bulan Sya’ban adalah yang banyak manusia lalai (dari berbuat amal kebajikan) padanya. Ia terletak antara Rajab dan Ramadhan. Di bulan ini, amalan-amalan diangkat kepada Allah, Tuhan semesta alam,” jelas nabi shallallahu alayhi wasallam tentang keutamaan bulan ini.

“Maka, aku senang dan suka jika amalan-amalanku diangkat kepada Allah sedang aku lagi berpuasa,” tambahnya menjelaskan sebagaimana diriwayatkan Imam AnNasai.

Agar kita tidak termasuk orang yang lalai dalam mengisi amalan kebajikan di bulan Sya’ban, ada baiknya kita mengadakan persiapan maksimal sebelum Ramadhan benar-benar menyapa. Sudah menjadi keharusan, sebelum melakukan perjalanan, seorang musafir harus menyiapkan perbekalan yang cukup dan memadai. Ramadhan yang berjumlah 29 atau 30 hari bukanlah waktu yang sebentar. Belum lagi, bahwa 11 bulan lamanya kita menunggu bulan mulia ini. Maka, menjadi layak dan patut, kita menyiapkan segalanya untuk menyambutnya.


Persiapan Hati

Dalam setiap aktifitas, niat adalah tolak ukur ditolak-terimanya. Niat tempatnya di dalam hati. Maka persiapan hati yang matang adalah keharusan agar Ramadhan siap dijelang. Adalah para salaf, dalam berbagai literatur yang ada, telah menata hati selama 6 bulan sebelumnya untuk menjemput Ramadhan. Mereka berdoa agar dipertemukan Ramadhan sejak jauh-jauh hari; bahkan sebelum aroma Ramadhan terbaui.

Persiapan hati ini, dimaksudkan agar memetik manfaat puasa dengan lebih maksimal. Hati yang telah ditazkiyah, akan menelurkan sifat ikhlas, tawakkal, sabar, dan berbagai amalan hati lainnya yang mengantarkan diri menggapai ibadah yang berkualitas.

Dalam menata hati menyambut bulan suci, perlu juga setiap insan menginsafi diri. 11 bulan lamanya menanti, tentu ada sederet dosa, besar maupun kecil, yang telah terjadi. Maka, taubat adalah pilihan tepat bagi setiap insan yang sadar diri. Tentu dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan agar dosa-dosa yang telah ditaubati, digugurkan oleh Allah, Rabbul Izzati.

Selain itu, penting juga untuk meresapi berbagai ibadah sunnah seperti qiyamul lail, tilawah, puasa sunnah, berdzikir, dan banyak lagi, agar jasmani dan rohani lebih siap diajak beribadah ketika Ramadhan nanti. Dengan membiasakan diri dengan berbagai ibadah tersebut di bulan Sya’ban, semoga ibadah yang pahalanya berlipat-ganda ketika Ramadhan dapat kita lakukan dengan maksimal.

Termasuk juga dalam perkara persiapan hati, adalah melunasi puasa-puasa yang mungkin sempat tidak genap di Ramadhan tahun lalu. Mungkin karena sakit berat, musafir jauh, hamil dan menyusui bagi wanita, dan sebab lainnya yang memungkinkan puasa tidak digenapi. Adalah Aisyah radhiyallahu anha biasa mengganti puasa yang terlewati di tahun lalu dengan qodho di bulan Sya’ban.

Persiapan Ilmu

Setelah hati beres, persiapan yang harus dilakukan selanjutnya adalah bekal ilmu. Dalam setiap ibadah yang diperintah, ada tuntunan dan kaifiyatnya. Tanpa ilmu, amalan akan lebih nampak kerusakannya daripada kebaikannya. “Orang yang berilmu,” kata Ibnu Qoyyim, “tahu tingkatan-tingkatan dalam ibadah, perusak-perusak amalan, hal-hal yang menyempurnakannya dan hal-hal yang menguranginya.

Maka, untuk mensukseskan ibadah Ramadhan, kita harus mengilmuinya dengan serius. Sudah saatnya kita mencari referensi dan rujukan terpercaya untuk mempelajari fiqih shiyam secara lengkap dan detail. Misalnya dengan membaca bab khusus puasa pada kitab-kitab fiqih yang banyak tersedia di toko-toko buku. Atau dengan membaca buku khusus terkait puasa dan Ramadhan yang telah banyak beredar.

Selain tentang fiqih puasa, ada baiknya juga kita mempelajari rahasia, hikmah dan amalan yang dianjurkan selama Ramadhan dari berbagai literatur yang ada. Juga penting untuk membaca tafsir tentang ayat-ayat puasa.

Agar lebih maksimal dalam qiyam Ramadhan, ada baiknya mulai memurajaah hafalan atau jika memungkinkan untuk menambah hafalan ayat-ayat alQur’an. Ini penting terutama bagi para imam. Bahkan juga bagi yang ingin melakukan qiyam Ramadhan sendiri di rumahnya. Agar lebih terbantu, dengarkan tilawah-tilawah alQur’an dari syaikh yang dikenal ahli di bidang tahsin dan tajwid.

Persiapan Finansial

Direkam jelas oleh Abdullah bin Abbas radhiyallahu anhuma kelakuan Nabi shallallahu alayhi wasallam ketika Ramadhan. “Adalah Nabi shallallahu alayhi wasallam adalah orang yang paling dermawan,” kata ibnu Abbas, “dan ketika Ramadhan, beliau menjadi lebih dermawan lagi.”

Moment Ramadhan adalah moment yang paling tepat untuk melakukan transaksi jual beli dengan dan di jalan Allah. Ada banyak amalan finansial yang bisa utama dilakukan di bulan penuh keutamaan ini; shadaqah, zakat, infaq, dan ifthar. Maka, penting untuk memiliki persiapan khusus finansial di bulan ini. Ada baiknya, persiapan ini dilakukan jauh hari sebelumnya, misal dengan menabung khusus untuk Ramadhan. Dengan demikian, hari-hari Ramadhan tidak lagi disibukkan dengan aktifitas duniawi mencari nafkah.

Termasuk yang penting di sini adalah ketika i’tikaf. Agar tidak membebani keluarga, persiapan finansial untuk ibadah 10 hari terakhir Ramadhan ini harus disiapkan sedini dan secukup mungkin. Dengan dana i’tikaf yang memadai, keluarga tidak perlu khawatir dan pusing memikirkan nafkah. Akan sangat sayang sekali, jika di 10 hari terpenting dan terakhir Ramadhan, kita malah sibuk lebih giat mencari rupiah untuk membeli baju baru dan keperluan lebaran lainnya. Padahal, semuanya bisa disiapkan jauh hari.

Persiapan Fisik

Berpuasa selama sebulan penuh membutuhkan kesehatan dan kebugaran tubuh yang fit. Persiapan fisik untuk mendukung suksesnya ibadah Ramadhan sangat penting dilakukan. Sebab, modal utama dalam beribadah adalah kekuatan fisik. Orang yang sakit nan lemah, tidak akan maksimal ibadahnya.
Untuk itu, jelang Ramadhan, kebugaran tubuh harus fit. Jasmani harus dalam keadaan sehat. Sebagaimana perintah nabi shallallahu alayhi wasallam untuk memaksimalkan sehat sebelum sakit. Olahraga teratur, asupan gizi seimbang dan istirahat cukup akan membantu menjaga kebugaran tubuh.

Persiapan Lain-lain

Selain beberapa persiapan penting di atas, sejatinya masih banyak beragam persiapan lain yang harus dilakukan. Bagi para da’i dan pendakwah, misalnya, sudah menjadi keharusan untuk menyiapkan diri dengan berbagai materi-materi ceramah. Bagi para suami dan istri, sudah menjadi kewajiban untuk melatih anak berpuasa. Mengenalkannya bekal ilmu sebagaimana di atas agar mereka berpuasa atas ilmu.

Wallahu a’lam bis-showab.

*Tulisan ini, pada asalnya, untuk memenuhi amanah menulis di salah satu buletin dakwah di Malang. Terbit untuk Jum'at kedua bulan Mei 2016.

**Sumber gambar : ors.uk.com
Apa yang Harus Disiapkan untuk Sambut Ramadhan Apa yang Harus Disiapkan untuk Sambut Ramadhan Reviewed by Ibnu Basyier on Thursday, April 28, 2016 Rating: 5

No comments:

Terima kasih telah berkunjung. Semoga pulang membawa manfaat. Kalau ada yang tidak berkenan, tinggalkan di komentar....

ads
Powered by Blogger.