Sebab Tidak Cukup Sekedar Shaleh Pribadi

Suatu kali di kesempatan pembagian rapot, seorang ibu bertanya. "Ustadz, ini maksudnya apa?" Ia heran dengan frasa "kesalehan sosial" yang saya tuliskan di kolom "catatan murobbi" pada rapot anaknya.
.
Frasa itu awalnya saya temukan dari ceramah seorang ustadz. Waktu itu saya masih berstatus sebagai santri.  Dalam ceramahnya, si ustadz menyampaikan pentingnya memiliki kesalehan sosial.
.
Apa itu kesalehan sosial?
.
Menurut si ustadz, kesalehan sosial adalah tindakan dan perilaku yang menunjukkan kepedulian kepada orang lain dalam hal kebaikan. Pengertian ini adalah manifesto dari potongan ayat 3 surat Demi Masa: tawashou bil haq.
.
Orang yang memiliki kesalehan sosial, maka dia akan mengajak orang lain untuk berbuat baik sebagaimana ia melakukannya. Ia merasa bertanggungjawab agar orang lain juga bisa baik.
.
Orang yang memiliki kesalehan sosial, sudah tentu punya kesalehan pribadi. Sebab bagaimana mungkin ia berani mengajak orang berbuat baik, jika dirinya sendiri belum baik.
.
Sebaliknya, orang yang shaleh secara pribadi, belum tentu punya kesalehan sosial. Dan banyak orang seperti ini. Ia tampak tak acuh dengan keadaan sekitar. Mungkin pikirnya, "Ah, masa bodoh dengan mereka."
.
Penjelasan ini juga saya sampaikan kepada orang tua si santri tersebut.
.
"Dalam hal kehidupan berasrama, praktek kesalehan sosial itu bisa dilihat dari sejauh mana santri mampu berusaha mengajak temannya beramal shalih.
.
Misal si Hamam." Saya sebut nama anaknya. "Hamam termasuk santri teladan dalam kesalehan secara pribadi. Tapi dalam kesalehan sosial, ia masih minim." Si Ibu tampak angguk-angguk mendengar penjelasan saya.
.
Hamam memang merupakan potret santri ideal. Di antara temannya, ia lah yang paling duluan bangun. Bahkan jauh sebelum azan subuh berkumandang. Ketika saya ke asrama, ia sudah tegak di atas sajadahnya. Rukuk dan sujud pada Pemilik jagad raya.
.
Untuk urusan ibadah, ia tak perlu diingatkan. Ia mampu bergerak mandiri dan berkesadaran tanpa harus diperingatkan. Kontras dengan perilaku kawannya yang lain.
.
Di sekolah, dia juara kelas. Langganan duta olimpiade sekolah. Guru-guru senang kepadanya karena akhlak dan kecerdasannya. Terkadang, ia justru menjadi pelarian jika penyampaian guru kurang dimengerti kawannya.
.
Kumpulan sifat ini tentu sangat menggembirakan dan membahagiakan. Orang tua seperti apa yang tidak senang jika anaknya shaleh dan cerdas? Pun begitu dengan orang tua Hamam. Ia selalu bersyukur karena dikaruniai anak seperti itu.
.
"Menurut saya, sudah saatnya Hamam mencoba menshalehkan sosialnya. Kalau duluan bangun, maka ajak yang lain untuk bangun tahajjud. Tidak malah membiarkn merek tetap terlelap hingga azan subuh." Ibunya tetap angguk kepala. "Iya, tadz," jawabnya singkat.
.
"Tolong Hamam dibimbing lagi, tadz. Jangan bosan bimbing dia." Ia lalu pamit dan mempersilahkan orang tua santri lain maju.
.
Ketika menulis catatan itu, saya memang melihat kesalehan pribadi Hamam sudah cukup baik. Maka perlu memunculkan sisi kesalehan sosialnya. Dengan menuliskannya di kolom catatan murobbi, ia akan bertanya maksud dari catatan tersebut. Dan itulah waktu yang tepat untuk menyampaikan penjelasan terkait.
.
"Minimal dengan orang terdekat saja dulu. Tidak perlu langsung seisi kamar." Pesan saya langsung kepada Hamam seusai rapotan.
.
"Surga itu terlalu luas untuk dinikmati seorang diri. Ajak juga yang lain. Supaya kita punya teman di surga nanti." Ia tampak setuju dengan permisalan itu.
.
Ah, membicarakannya, saya tiba-tiba merindukannya. Semoga ia baik-baik saja di IPB, Bogor sana. Dan tetap menjaga kesalehan pribadi dan sosialnya.
.
#30DWCJilid5
#Day2

Sebab Tidak Cukup Sekedar Shaleh Pribadi Sebab Tidak Cukup Sekedar Shaleh Pribadi Reviewed by Ibnu Basyier on Wednesday, April 12, 2017 Rating: 5

7 comments:

  1. Terima kasih tulisannya, Mas. Remider for me.

    Nice post, really👍

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ini juga bagian dari menshalehkan sosial saya: mengajak kebaikan lewat tulisan... hihii..


      Terima kasih sudab berkunjung mbak..

      Delete
  2. Masyaallah, luar biasa, kak.
    Beramar makruf nahi munkar
    Semoga kita, selalu diistiqamahkan di jalan dakwah.

    Bismillah
    Semoga, kita selalu dimudahkan dalam kebaikan, aamiin...

    ReplyDelete

Terima kasih telah berkunjung. Semoga pulang membawa manfaat. Kalau ada yang tidak berkenan, tinggalkan di komentar....

ads
Powered by Blogger.