Bungsu Pecahkan Dua Rekor Sekaligus
Ada yang menakjubkan dari perkembangan motorik putra bungsu saya. Di usianya yang baru saja melewati 1,5 tahun, ia sudah mampu menyalakan lampu tanpa bantuan orang lain. Bahkan kakaknya ketika berada di usia yang sama, saya ingat belum berpikiran seperti itu.
.
Hari itu, pagi hampir menjelang. Mentari sudah mengintip dari balik pegunungan Tengger. Saya segera mematikan lampu-lampu yang menerangi gelap semalam. Bassam, putra bungsu saya tersebut, tidak terima. Kebetulan, ia sedang bermain di sebuah kamar yang lampunya saya matikan.
.
"Ampu, ampu," katanya menunjuk lampu setengah merengek. Maksudnya, ia ingin saya menyalakan kembali lampu tersebut. Ia mungkin terganggu dengan ruangan yang sedikit remang.
.
Perimintaannya tidak saya hiraukan. Saya hanya memberi pengertian bahwa hari akan segera terang. Dan lampu tidak diperlukan lagi. Entah dia mengerti atau tidak, tapi akhirnya dia pergi membawa asanya.
.
Saya pikir dia melupakan soal lampu dan memilih main di ruangan lain. Rupanya tidak. Ia tadi pergi, untuk datang kembali. Entah dari mana pemikirannya itu, dia datang dengan sebuah sapu ijuk.
.
Saya sebenarnya tidak begitu memperhatikan. Hingga kemudian, "Alhmdulillah," teriaknya kurang jelas. Tapi jelas tertangkap bahwa dia sedang ber-hamdalah. Itu dilakukannya secara reflek setelah kamar itu kembali terang.
.
Posisi sakelar itu sebenarnya tinggi. Tidak terjangkau untuk anak seusianya. Tapi, sapu yang dia bawa tadilah yang menjadi penolongnya. Tentu saja, dengan sapu sakelar itu bisa terjangkau. Dan setelah beberapa kali percobaan memukul posisi ON sakelar itu, akhirnya menyala juga. Dan, hamdalah-lah yang pertama dia ucapkan.
.
Subhanallahi. Saya kagum dengan refleksnya. Selama ini, listrik di lingkungan saya memang sering mati-nyala. Oleh bundanya, setelah lampu menyala kembali, anak-anak diajari mengucapkan hamdalah. Selama masa pengajaran itu, belum sekalipun si bungsu melakukannya secara refleks jika suatu kali lampu mati lagi.
.
Baru kemudian pada kesempatan itu ia melakukannya dengan refleks. Sehingga, pada kesempatan itu, ada dua rekor yang ia pecahkan. Pertama, pertama kalinya ia berpikir menyalakan lampu sendiri menggunakan sapu. Kedua, pertama kalinya ia refleks melafalkan hamdallah. Dan itu dilakukan di usianya 1,6 tahun.
Sudah kelihatan gen Abi-nya menurun ke si bungsu, Gus. Tidak banyak bocah seusia 1,6 bisa mengucapkan Hamdallah dengan spontan ketika menemui peristiwa lampu yang menyala :)
ReplyDeleteHehe.. Alhamdulillah, Mas. Saya juga heran dengan pencapaiannya itu.
DeleteAnak anak memang menakjubkan ya Mas. Dan setiap anak selalu mempunyai keunikan sendiri-sendiri
ReplyDeleteBenul; benar dan betul.
Delete