Meramadhankan Bulan Hijriah Lainnya (2)

Selain tilawah dan puasa, ibadah utama lainnya di bulan Ramadhan adalah shalat tarawih. Shalat ini hanya ada di bulan Ramadhan. Tidak ada di bulan lain. Lalu bagaimana kita melestarikannya? Mudah!
.
Shalat tarawih masih termasuk ordo qiyamul lail. Maka di luar Ramadhan, kita bisa tetap melestarikan shalat Tarawih dengan shalat malam. Waktunya kapan saja yang paling memungkinkan dari selepas Isya hingga menjelang subuh.
.
Kalau sanggup bangun di sepertiga malam terakhir, maka itu lebih afdhol. Sebab ketika itu Allah turun mendengar pinta hamba di langit dunia. Shalat ini bernama shalat tahajjud. Dilakukan setelah tidur malam.
.
Bagi yang merasa khawatir tidak bisa bangun di akhir malam, boleh melakukannya di awal malam. Minimal shalat witir tiga rakaat sebelum tidur. Dengan berharap bisa bangun menambah rakaat di akhir malam. Sahabat Abu Bakar pernah melakukan hal ini.
.
Insya Allah dengan melaksanakan shalat malam ini, kapan pun waktu yang dipilih, kita termasuk orang yang melestarikan shalat tarawih sepeninggal Ramadhan. Cukuplah bahwa shalat malam sunnah muakkadah ini diwajibkan untuk baginda Nabi sebagai motivasi.
.
Amalan utama berikutnya adalah berinfak-sedeqah. Melalui mimbar Ramadhan, sering didengar bahwa teladan paling baik dalam berinfak adalah Nabi shallallahu alayhi wasallam. Bahwa kedermawanan Nabi dalam berinfak dan memberi dalam bulan Ramadhan lebih cepat dari angin yang berhembus.
.
Kita yang selama Ramadhan juga sering berinfak berusaha mengikuti Nabi, menjadi keharusan untuk meneruskannya di luar Ramadhan. Sayang sekali jika kebiasaan baik yang mulai mengkarakter tersebut justru ditinggalkan.
.
Banyak jalan untuk meneruskan kebiasaan berinfak tersebut. Infak pekanan di kotak amal masjid ketika Jum'atan, misalnya. Atau mensedeqahkan 10 persen dari gaji bulanan kepada yang membutuhkan, atau bahkan mengeluarkan zakatnya langsung (bagi yang berpendapat wajibnya zakat penghasilan).
.
Selain berinfak dengan harta, banyak cara lain untuk berinfak. Misal dengan memberikan ilmu,memberi makan oramg yang kelaparan, menunaikan hajat orang lain dan memenuhi kebutuhannya, memberi nasehat, dan sebagainya.
.
Maka sejatinya tidak ada alasan untuk tidak berinfak selepas Ramadhan. Sebab ada begirltu banyak jalan untuk berinfak dan bersedeqah. Walau hanya dengan senyum di wajah seaama muslim.
.
Selain puasa, tilawah, qiyamullail dan infak, amalan-amalan lain yang rutin dilakukan selama Ramadhan juga diharapkan bisa terjaga kontinusitasnya di bulan lain. Menjaga lisan, misalnya, tetap dijaga walau tidak lagi puasa.
.
Dalam FirmanNya, Allah tegaskan agar kita para hamba terus beribadah hingga kematian menjelang. "Dan tetap sembahlah Rabb mu," Kata Allah di akhir surat alHijr, "hingga datang kematian yang diyakini kedatangannya." Maka, adalah keliru jika Ramadhan pergi, dan semangat beribadah juga hilang. Sebab itu bisa berarti bahwa kita beribadah karena Ramadhan, bukan karena Allah.
.
Tidak masalah ibadah-ibadah itu sedikit dari sisi kuantitas. Sebab, "Amalan yang paling dicintai Allah adalah yang sedikit," begitu kata Nabi, "tapi dilakukan terus menerus alias kontinu." Yang paling penting adalah istiqomahnya. Dan dengannya, kita tetap meramadhankan bulan-bulan hijriah lainnya.
.
Wallahu a'lam.
Meramadhankan Bulan Hijriah Lainnya (2) Meramadhankan Bulan Hijriah Lainnya (2) Reviewed by Ibnu Basyier on Saturday, July 08, 2017 Rating: 5

2 comments:

Terima kasih telah berkunjung. Semoga pulang membawa manfaat. Kalau ada yang tidak berkenan, tinggalkan di komentar....

ads
Powered by Blogger.