Semakin Tua (Harusnya) Semakin Produktif
Seperti sebelumnya, hari itu saya kembali ke kampung itu. Kepergian saya ini merupakan kegiatan rutin yang harus saya lakukan setiap pekan. Tujuannya adalah mengajarkan alQur’an kepada anak-anak sekitar. Saat itu, saya pergi bersama seorang teman dengan sebuah motor pinjaman.
Sepulang mengajar, hujan turun membasahi bumi. Awalnya hanya gerimis yang turun satu dua. Memasuki daerah Tani Bhakti, gerimis berubah menjadi deras. Air bak ditumpahkan dari langit tanpa beban. Karena khawatir ‘kebasahan’ kami terpaksa menghentikan motor tepat di sebuah Masjid. Hitung-hitung sekaligus menunaikan kewajiban shalat maghrib.
Harapan bisa meneruskan perjalanan setelah shalat Maghrib ternyata tidak terwujud. Hujan tampaknya tidak mau kompromi. Tanpa ampun terus membasahi bumi yang tak berdosa. Tidak memberikan peluang kepada kami untuk bergeming dari Masjid. Akhirnya diputuskan untuk menunggu hingga hujan berhenti. Sambil menunggu, kami sempatkan membaca wirid sore yang tertinggal tadi ashar.
Harapan bisa meneruskan perjalanan setelah shalat Maghrib ternyata tidak terwujud. Hujan tampaknya tidak mau kompromi. Tanpa ampun terus membasahi bumi yang tak berdosa. Tidak memberikan peluang kepada kami untuk bergeming dari Masjid. Akhirnya diputuskan untuk menunggu hingga hujan berhenti. Sambil menunggu, kami sempatkan membaca wirid sore yang tertinggal tadi ashar.
Beberapa saat kemudian, seorang bapak datang menghampiri dan menyapa kami. Dari pengakuannya, ternyata ia adalah seorang jamaah binaan sang Imam di masjid tersebut. Ketika itu, pelajaran tidak dilanjutkan karena sebagian besar jamaahnya tidak hadir. Padahal ia memberanikan diri ke Masjid dari tempat tinggalnya yang cukup jauh agar ia dapat mengikuti pelajaran.
Takdir ternyata mempertemukan kami dengannya. Ketika itu tidak ada orang lain yang masih tersisa di Masjid selain kami bertiga. Dan obrolan pun meluncur di antara kami bertiga. Sang Bapak tersebut tanpa sungkan dan tanpa diminta memperkenalkan diri dan keluarganya kepada kami.
Di antara obrolan tentang keluarganya yang paling saya ingat adalah tentang orang tuanya yang sudah berusia lanjut. Tentu saja selain cerita tentang anaknya yang pernah mengenyam pendidikan di sebuah pondok putri yang saat ini sedang kuliah kebidanan. Tapi tidak mungkin bagi saya untuk menceritakan yang kedua ini.
Orang tua dari bapak tersebut saat ini masih hidup, lengkap; ayah dan ibu. Allah memberikan kepada keduanya rezeki umur yang panjang, yang tidak banyak diberikan kepada orang lain. Ibu dari bapak tersebut saat ini berusia sekitar 80-an tahun. Umur yang cukup lanjut dimana anaknya (bapak yang bersama kami) saat ini telah memiliki beberapa orang cucu. Yang lebih menakjubkan adalah bapak dari bapak tersebut, yang diberikan umur jauh lebih banyak dari sang ibu, yaitu lebih dari seabad. Bapak tersebut bercerita bahwa bapaknya lahir pada tahun 1911. Berarti usia bapak dari bapak tersebut adalah 106 tahun.
Saya kemudian teringat dengan hadits yang saya dengar dari seorang ustadz ketika masih belajar di Kota Angin Mamiri dahulu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda, bahwa orang yang paling baik bukanlah orang yang paling banyak hartanya, pengikutnya, ataupun paling banyak ilmunya, melainkan dia adalah orang yang dikaruniai panjang umur dan mampu menjalaninya dengan amal saleh di sisi Allah Ta’ala.
Betapa tidak, amal salehnya akan mengundang banyak doa dari orang lain. Semakin banyak amalannya, semakin banyak orang yang mendoakannya. Oleh karena itu, nikmat panjang umur sebaiknya disikapi dengan baik dan benar. Caranya? Ya, perbanyak amal sholeh. Apalah gunanya umur panjang kalau tidak banyak amal? Apa gunanya hidup lama jika hanya menambah butiran dosa? Seharusnya, nikmat panjang umur menggelitik sisi keimanan kita untuk menyelami bagaimana seharusnya kita menyikapi hidup ini agar membawa keberkahan dan keridhaan Allah Ta’ala, dan bagaimana kita memaknai hidup ini agar tidak ada penyesalan di akhirat kelak.
Jadi, seharusnya, semain tua semakin produktif dalam amal sholeh.
Semoga kita mampu memaksimalkan umur kita untuk perbanyakan amal. Ya Rabb, mudahkan hati kami untuk selalu berbuat kebajikan. Amin.
[Hari ke-15 30DWC Jilid 4]
[Fighter Squad 8 dari Empire of Writer]
Semakin Tua (Harusnya) Semakin Produktif
Reviewed by Ibnu Basyier
on
Wednesday, February 15, 2017
Rating:
Aamiin ..... semoga .
ReplyDeleteTulisannya selalu menginspirasi
ReplyDeleteSubhanallah, inspiratif sekali. Semoga kita termasuk dalam golongan orang-orang yang gemar beramal saleh. Aamiin :)
ReplyDeleteAamiin.
ReplyDeleteSelalu merinding setiap membaca tulisan Gus Ibnu. Dalam sekali pesannya.