Mencari Bakso yang Halalnya Laa Roiba
Beberapa waktu lalu, di kota saya santer berita ada bakso babi. Sebenarnya sih, tidak masalah. Asal jujur melabeli bahwa itu daging babi. Hanya saja, ternyata tidak semua pedagang jujur. Harga babi yang murah dan mudah didapatkan menjadi bisnis yang menggiurkan. Sehingga laris manis dan laku keras.
.
Sejak itu, saya jadi pemilih. Saya memang juka jajan dan suka makan. Tapi tidak berarti harus sapu rata. Untuk makanan yang bersumber dari daging, saya harus ekstra hati-hati. Khawatir bukan daging halal.
.
Salah satu olahan daging favorit saya adalah bakso. Sejenis makanan terbuat dari adonan daging dengan campuran beberapa bumbu tertentu yang dibentuk seperti bola. Karena bahan baku utama bakso adalah daging, saya harus benar-benar yakin bahwa itu adalah daging halal.
.
Tapi, bagaimana cara mengetahuinya?
.
Nah, ini yang membingungkan dan membuat dilematis. Mau tanya, khawatir tersinggung. Tidak bertanya, jadi ragu atas kehalalannya.
.
Karenanya, saya agak lama tidak makan bakso. Hingga akhirnya, saya menumukan ada warung bakso yang berani memasang nama Laa Roiba. Artinya tidak ada keraguan. Mungkin si pemilik warung ingin mengatakan bakso saya tidak diragukan lagi kehalalannya.
.
Saya perhatikan, lelaki pemilik warung suka berpeci. Isterinya berjilbab lumayan besar. "Ah, sepertinya orang baik dan jujur," kata saya menerka.
.
Akhirnya, suatu hari, saya dan istri singgah di warungnya. Saat itu jelang maghrib. Setelah diberi mangkuk, saya dipersilahkan mengambil sendiri apa yang saya butuhkan. Bakso ukuran besar langsung saya embat. Berikut pengikut-pengikutnya; mie, tahu, siomay, gorengan, telur puyuh, dan lain-lain.
.
Tepat sebelum mengambil kuah, azan berkumandang dari mushalla depan. Laki pemilik warung segera bersiap menuju mushalla. Saya pun demikian. Mangkuk saya titip. Saya persilahkan istri duluan makan. Mangkuknya sudah berkuah.
.
Melihat itu, saya makin yakin. Lelaki itu orang jujur. Baksonya benar halalnya. Laa roiba halalnya. Seorang ulama salaf memberi filter bagaimana menilai baikbya seseorang. Yaitu dengan melihat apa yang keluar dari lisannya dan penjagaannya terhadap shalat. Dan penjagaan terhadap shalat ada pada lelaki pemilik warung tersebut.
.
Mengetahui itu, saya bersyukur. Setelah shalat, saya bergegas menyusul istri. Baksonya sudah hampir habis. "Enak, kak,"katanya memberi komentar. "Daging sapinya terasa," lanjutnya. Mendengarnya, saya tambah tenang. Alhamdulillah.
.
Sejak itu, warung itu jadi langganan saya untuk urusan bakso. Sepekan sekali, saya bareng anak-istri datang ke sana.
.
Suatu kali, saya beranikan bertanya. "Pak, panjenengan giling daging di mana?"
.
"Kalau sekarang," katanya, "saya di pasar sana." Ia pun bercerita. Awal-awal buka warung, ia giling daging di pasar sebelah. Tapi, ia merasa jijik. Sebab selep (alias penggiling) yang digunakan tukang daging di sana tidak bersih. "Saya tidak tahu daging apa yang sebelumnya digiling di situ," katanya menambahkan.
.
Tak tahan, ia cari selep lain. Ia mencari di pasar berbeda. Ketemu dengan seorang haji yang tukang daging. Selepnya juga bersih. Dan hatinya berkata ia harus beli daging dan menggilingnya di sini. "Dagingnya juga lebih segar. Pokoknya saya lebih tenang di sini," katanya menjelaskan sambil menambahkan, "Tapi, ya, memang agak lebih mahal."
.
Saya yang mendengar cerita mengangguk penuh syukur. Sambil berdoa semoga ia terus komitmen dengan kehalalan produknya. Mahal sedikit tidak masalah. Asal halal 100 persen.
.
Untuk urusan makan, Allah memang memerintahkan kita untuk mengkonsumsi yang thayyib (baik) dan halal. Kata halalan thayyiban oleh Allah diulang sebanyak 4 kali dalam alQuran. Menunjukkan pentingnya halal dan baiknya makanan yang akan dikonsumsi.
.
Karenanya, bagi muslim, makanan yang akan dikonsumsi harus memenuhi dua unsur penting. Yaitu halal dan baik. Penjabaran tentang halal dan baik akan panjang. Di lain kesempatan mungkin saya akan tuliskan kalau ingat.
.
Wallahu a'lam
.
[Hari ke-13 30DWC Jilid 4]
[Fighter Squad 8 dari Empire of Writer]
Bakso...makan an favorit saya
ReplyDeleteYang penting halal dan toyyib. Semoga tidak lupa untuk berbagi info tentang dua hal ini hehe.
ReplyDeleteSalah satu makanan favorite saya. Dtunggu ttg halal dan thoyyibna mas
ReplyDeleteSaya sekarang kalau pingin bakso masak sendri, mas.
ReplyDeleteTapi, benar di Indonesia jarang sekali warung punya srtifikat halal MUI