Sumber Permasalahan Kepenulisan
Di antara orang-orang yang menginspirasi saya dalam menulis
adalah Prof Dr Imam Suprayogo. Dia adalah rektor Universitas Islam Negeri Malik
Ibrahim Malang selama 16 tahun. Bapak 4 anak ini pemegang rekor 3 tahun menulis tanpa jeda di blog. Dan bahkan
terus berlanjut hingga kebiasaan itu sudah dijalani selama 9 tahun dengan
jumlah artikel lebih dari 3000 judul. Dengan seabrek kesibukan yang dilakoni,
lelaki kelahiran 1951 ini punya kiat khusus dalam menjaga konsistensi menulis setiap hari. Bagaimana caranya?
.
Prof Imam Suprayogo menulis
tiap harinya selepas shalat subuh di masjid. Pulang dari masjid, ia langsung menulis. Karena kebiasaan itu, akhirnya
menulis menjadi sebuah kebutuhan
baginya. Tidak menulis dalam sehari,
seperti ada beban.
.
Konsistensi menulis
ini tidak datang begitu saja. Beliau berangkat dari pesan sahabat Ali bin Abi
Thalib yang menganjurkan agar ide, gagasan, pandangan dan sejenisnya diikat
dengan tulisan. Kalau tidak diikat, ide-ide brilian itu akan hilang percuma.
.
Mencoba mengambil spirit menulis Prof Imam, saya akhirnya membongkar total blog saya. Yang
awalnya tulisan copy paste, saya hapus semua. Saya juga tidak lagi menyasar
seputar trik blogging, dan trik lainnya
seputar tekhnologi. Toh, ada banyak sekali blog khusus untuk itu. Saya hanya
ingin blog saya berisi kata-kata
yang mengalir lewat jari-jemari sendiri.
.
Tapi masalahnya, saya belum punya konsistensi tinggi seperti
Prof Imam. Saya belum bisa sepenuhnya mengambil spirit beliau. Bahkan saya
lebih sering stuck di depan layar putih. Tak mampu melanjutkan kata-kata. Ide di kepala belum mampu
ditumpahkan dalam kalimat-kalimat bermakna.
.
Akhirnya saya mencoba mencari jalan keluar lain. Saya ikut
sebuah grup yang “penduduknya” adalah orang-orang yang komitmen menulis setiap hari. Saya pikir, dengan
bergabung, saya bisa kecipratan semangat dari mereka. Tapi dalam perjalanannya,
saya tetap tidak bisa mengejar. Saya keteteran. Hampir angkat kaki.
.
Akar Permasalahan
.
Saya mencoba menganalisis sendiri sebabnya. Rupanya, saya
bukan tipe orang yang bisa berinisiatif sendiri. Buktinya, saya lebih lancar menulis jika diberi judul atau tema
khusus. Dan ide-ide saya sendiri hanya menjadi catatan-catatan pendek di note handphone android. Tidak menjadi
sebuah gagasan yang utuh. Belum menjadi tulisan yang bisa bermanfaat.
Benar-benar hanya sekedar peternakan ide yang tidak menghasilkan.
.
Hingga sebuah undangan disampaikan ustadz saya. Diajaknya
saya ikut program menulis 30 hari
tanpa henti. Program ini berbayar dan tidak gratis. Ustadz saya yang penulis
tentu tidak sembarangan memberi saran.
.
Gayung bersambut. Ajakan itu saya terima. Dengan harapan,
saya bisa keluar dari masalah saya; ada solusinya. Dan Alhamdulillah, hingga hari ini, saya masih bisa bertahan dalam program
tersebut. Ini merupakan kesyukuran besar.
.
Saya kemudian punya pemikiran. Sebenarnya, masalah saya (dan mungkin kita semua) dalam menulis adalah niat dan azzam (bahasa Arab: kekuatan tekad dan kesungguhan). Apapun masalahnya, sumbernya di sini. Dua hal ini saling membutuhkan. Tak terpisahkan satu dengan
lainnya. Niat yang benar belum cukup kalau azzam belum mantap. Azzam sudah
membaja tapi niatnya belum kuat dan meyakinkan, maka tetap bermasalah.
.
Dengan niat yang benar lagi ikhlas, kemudian ditopang dengan azzam yang kuat dan meyakinkan, catatan-catatan pendek di note android saya bisa dikembangkan lebih jauh. Ia tak lagi hanya sekedar ide-ide liar. Sebab ia sudah diiat menjadi simpul tulisan.
.
Dengan niat yang benar lagi ikhlas, kemudian ditopang dengan azzam yang kuat dan meyakinkan, catatan-catatan pendek di note android saya bisa dikembangkan lebih jauh. Ia tak lagi hanya sekedar ide-ide liar. Sebab ia sudah diiat menjadi simpul tulisan.
.
Tentang niat sendiri, Sufyan atsTsauri, ulama kenamaan pada zamannya, ternyata punya pengalaman sendiri. "Tidak ada yang aku beri perhatian lebih banyak untuk perbaikannya," katanya, "kecuali niatku." Mengapa niat? "Karena selalunya dia terbolak-balik," katanya menambahkan.
.
Nah, sudahkah niat saya benar untuk menulis? Niat benar itu, sudahkah dibarengi dengan tekad yang kuat?
.
.
[Hari ke-22 30DWC Jilid 4]
[Fighter Squad 8 dari Empire
Sumber Permasalahan Kepenulisan
Reviewed by Ibnu Basyier
on
Wednesday, February 22, 2017
Rating:
Mantap gan..
ReplyDeleteSaya masih tertatih tih tih tih tih...
Mas, ternyata asik ya nulis di blog. Terima kasih lo sarannya. Parenting ala Bunda Dhita. Hihihi
ReplyDelete