Mari Berburu Follower Sejati
Di zaman modern ini, tekhnologi berkembang begitu pesat. Segendang sepenarian dengan itu, media sosial juga ikut melesat. Karenanya, orang-orang kini lebih suka hidup di dunia maya yang seperti tak punya penat. Semua orang berlomba ingin eksis dan terkenal, seperti fenomena telolet.
Tren ingin eksis dan terkenal ini mengharuskan orang-orang selalu aktif di media sosial. Berlomba mencari pengikut di facebook. Di twitter sibuk men-DM orang-orang yang difollownya agar difollow balik. Di instagram sibuk ngemis "like". Teman-temannya di grup line dipaksa menjadi pengikut di berbagai media sosial yang ia miliki. Teman BBMnya banyak. Itupun setelah ia mengemis agar kawannya mem-BC pinnya ke orang banyak.
Itulah fenomena. Orang-orang sibuk dengan kehidupan dunia maya. Lupa bahwa ia masih tinggal di dunia nyata. Mereka tidak sadar. Bahwa dunia maya lebih fana dari dunia nyata. Hanya sementara saja.
Dalam Islam, setiap manusia akan menjalani beberapa fase kehidupan. Di mulai dari fase alam ruh, kemudian memasuki alam rahim dan terlahir di alam dunia. Perjalanan manusia di dunia nyata tergantung ajal yang sudah ditetapkan jauh hari sebelum ia keluar dari alam rahim. Ketika ajal menjemput, ia akan memasuki alam berikutnya; alam barzakh alias alam kubur. Lalu akan dibangkitkan di alam akhirat ketika saatnya.
Ketika diarak menuju alam baru (baca: kubur), info dari baginda nabi Muhammad -shallallalahu alayhi wasallam-, "Yang mengikuti jenazah ada tiga; dua kembali ke dan satu yang tinggal bersamanya." Nabi kemudian melanjutkan, "Yang mengiktuinya adalah keluarga (dan para kenalannya), hartanya dan amalnya (yang baik dan buruk). Keluarga dan harta akan kembali, dan amalnya akan tinggal bersamanya."
Follower twitter, pengikut facebook, pe-nge-like instagram, kontak BBM, teman line, dan kawan-kawan dunia maya lainnya, mungkin hanya akan sedih beberapa saat lamanya. Itupun kalau ada yang sedih. Beberapa di antara mereka akan mengucapkan belasungkawa dan doa agar selamat dan bahagia di alam baru; RIP.
Setelah beberapa saat, mereka kembali ke aktifitas lainnya. Dan akun miliknya akan tenggelam dengan sendirinya karena tidak eksis lagi. Tragis. Dahulu ngemis mencari pengikut, kini ditinggal sendiri tak peduli. Barulah sadar bahwa dunia maya lebih fana dari dunia nyata.
Yang tersisa kini tinggallah amal. Inilah follower yang paling setia. Tidak sama seperti yang lainnya, ia sanggup menemani di alam kubur yang sepi. Maka beruntunglah orang-orang yang selama hidupnya tidak abai dengan dunia nyata. Sibuk mencari bekal untuk penerangan di gelapnya kubur. Giat mengumpulkan pundi-pundi kebaikan. Rajin menebar manfaat kepada orang lain. Sigap berburu amal kebaikan, sebagai follower sejatinya di alam kubur nanti.
Dalam menyikapi dunia maya, sebenarnya ia tidak abai begitu saja. Hanya saja, ia lebih bijak menghadapinya. Follower dan pengikut yang banyak bukanlah tujuannya. Yang ia pikirkan hanyalah bagaimana ia bisa menebar manfaat kepada orang lain. Toh, menurutnya, apalah arti dari banyak dan bejibunnya follower, jika tak ada yang bisa menyelamtkannya di alam selanjutnya.
Adapun orang-orang yang orientasi dunia mayanya hanyalah agar eksis dan memilik banyak pengikut, sesallah yang akan didapatkannya. Sebab follower itu tidak bisa mengikutinya sampai kubur. Dan sesal belakangan tiada guna.
Maka, sebelum terlambat, ada baiknya kita me-re-orientasi tujuan. Jangan jadikan follower sebagai tujuan. Mereka hanyalah pengikut yang semu. Dan tidak mengekalkan. Bahkan, bisa jadi akan merugikan.
Tren ingin eksis dan terkenal ini mengharuskan orang-orang selalu aktif di media sosial. Berlomba mencari pengikut di facebook. Di twitter sibuk men-DM orang-orang yang difollownya agar difollow balik. Di instagram sibuk ngemis "like". Teman-temannya di grup line dipaksa menjadi pengikut di berbagai media sosial yang ia miliki. Teman BBMnya banyak. Itupun setelah ia mengemis agar kawannya mem-BC pinnya ke orang banyak.
Itulah fenomena. Orang-orang sibuk dengan kehidupan dunia maya. Lupa bahwa ia masih tinggal di dunia nyata. Mereka tidak sadar. Bahwa dunia maya lebih fana dari dunia nyata. Hanya sementara saja.
Dalam Islam, setiap manusia akan menjalani beberapa fase kehidupan. Di mulai dari fase alam ruh, kemudian memasuki alam rahim dan terlahir di alam dunia. Perjalanan manusia di dunia nyata tergantung ajal yang sudah ditetapkan jauh hari sebelum ia keluar dari alam rahim. Ketika ajal menjemput, ia akan memasuki alam berikutnya; alam barzakh alias alam kubur. Lalu akan dibangkitkan di alam akhirat ketika saatnya.
Ketika diarak menuju alam baru (baca: kubur), info dari baginda nabi Muhammad -shallallalahu alayhi wasallam-, "Yang mengikuti jenazah ada tiga; dua kembali ke dan satu yang tinggal bersamanya." Nabi kemudian melanjutkan, "Yang mengiktuinya adalah keluarga (dan para kenalannya), hartanya dan amalnya (yang baik dan buruk). Keluarga dan harta akan kembali, dan amalnya akan tinggal bersamanya."
Follower twitter, pengikut facebook, pe-nge-like instagram, kontak BBM, teman line, dan kawan-kawan dunia maya lainnya, mungkin hanya akan sedih beberapa saat lamanya. Itupun kalau ada yang sedih. Beberapa di antara mereka akan mengucapkan belasungkawa dan doa agar selamat dan bahagia di alam baru; RIP.
Setelah beberapa saat, mereka kembali ke aktifitas lainnya. Dan akun miliknya akan tenggelam dengan sendirinya karena tidak eksis lagi. Tragis. Dahulu ngemis mencari pengikut, kini ditinggal sendiri tak peduli. Barulah sadar bahwa dunia maya lebih fana dari dunia nyata.
Yang tersisa kini tinggallah amal. Inilah follower yang paling setia. Tidak sama seperti yang lainnya, ia sanggup menemani di alam kubur yang sepi. Maka beruntunglah orang-orang yang selama hidupnya tidak abai dengan dunia nyata. Sibuk mencari bekal untuk penerangan di gelapnya kubur. Giat mengumpulkan pundi-pundi kebaikan. Rajin menebar manfaat kepada orang lain. Sigap berburu amal kebaikan, sebagai follower sejatinya di alam kubur nanti.
Dalam menyikapi dunia maya, sebenarnya ia tidak abai begitu saja. Hanya saja, ia lebih bijak menghadapinya. Follower dan pengikut yang banyak bukanlah tujuannya. Yang ia pikirkan hanyalah bagaimana ia bisa menebar manfaat kepada orang lain. Toh, menurutnya, apalah arti dari banyak dan bejibunnya follower, jika tak ada yang bisa menyelamtkannya di alam selanjutnya.
Adapun orang-orang yang orientasi dunia mayanya hanyalah agar eksis dan memilik banyak pengikut, sesallah yang akan didapatkannya. Sebab follower itu tidak bisa mengikutinya sampai kubur. Dan sesal belakangan tiada guna.
Maka, sebelum terlambat, ada baiknya kita me-re-orientasi tujuan. Jangan jadikan follower sebagai tujuan. Mereka hanyalah pengikut yang semu. Dan tidak mengekalkan. Bahkan, bisa jadi akan merugikan.
"Jika seseorang meninggal dunia," kata Nabi Shallallalahu alayhi wasallam, "terputuslah seluruh amalannya kecuali tiga hal." Nabi melanjutkan, "Yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan do'a anak sholeh yang berdoa untuknya."
Nah, ini follower susulan. Yang akan terus mengikuti walaupun jasad sudah di alam kubur. Dan amal yang lain sudah terputus.
Teruslah menebar ilmu yang bermanfaat. Perbanyak sedekah yang manfaatnya terus mengalir untuk orang banyak; membangun masjid, sekolah, pesantren, dan sebagainya. Dan didik anak-anak menjadi anak yang sholeh yang selalu tak bosa mengirim doa pengampunan kepada yang Maha Pengampun.
Wallahu a'lam.
[Hari ke-12 30DWC Jilid 4]
[Fighter Squad 8 dari Empire of Writer]
Nah, ini follower susulan. Yang akan terus mengikuti walaupun jasad sudah di alam kubur. Dan amal yang lain sudah terputus.
Teruslah menebar ilmu yang bermanfaat. Perbanyak sedekah yang manfaatnya terus mengalir untuk orang banyak; membangun masjid, sekolah, pesantren, dan sebagainya. Dan didik anak-anak menjadi anak yang sholeh yang selalu tak bosa mengirim doa pengampunan kepada yang Maha Pengampun.
Wallahu a'lam.
[Hari ke-12 30DWC Jilid 4]
[Fighter Squad 8 dari Empire of Writer]
Mari Berburu Follower Sejati
Reviewed by Ibnu Basyier
on
Sunday, February 12, 2017
Rating:
Tulisanya nyentil banget Mas. Terimakasih.
ReplyDeleteSetuju...
DeleteTulisan yang manis sekaligus pahit.
Manis karena kita berkesempatan menikmati tulisan ini
Pahit karena kita diingatkan akan salahnya arah tujuan
Semangat terus berjuang!
Followers sejati adalah amal ibadah ngena banget
ReplyDeleteSemoga follower sejati kita makin bertambah :)
ReplyDelete