Skala Prioritas dan Salah Fokus


Ada kejadian yang menggelitik benak saya ketika menjadi juri lomba tahfizh dua hari lalu. Lomba ini merupakan salah satu rangkaian dari kegiatan jambore berskala nasional sekolah jaringan Hidayatullah. Di kegiatan yang dihadiri seribuan lebih peserta dari berbagai daerah di Indonesia itu, saya diamanahi di tingkat SMP.
.
Karena tiap tingkat sekolah di bedakan, tentu juga tempatnya harus berbeda. SMA di tenda VIP, SMP di panggung utama, dan SD di tenda shalat. Jarak antara tempat SMP dan SMA agak berdekatan. Karenanya, mereka menghadap dewan juri mengandalkan suara sendiri. Tidak dengan pengeras suara karena akan mengganggu satu sama lain.
.
Berbeda dengan SD. Mungkin karena merasa jauh, dan kemungkinan suaranya tidak mengganggu kelompok SMP dan SMA, akhirnya oleh panitia, mereka dibolehkan menggunakan pengeras suara. Dan, inilah yang menggelitik benak saya.
.
Ketika sedang khusyuk mendengarkan lantunan kalam suci dari salah seorang peserta SMP, tiba-tiba dari arah kanan belakang terdengar suara keras. Itu suara murid SD. Lantunannya begitu syahdu dan enak didengar. Karena menggunakan pengeras, suaranya terdengar begitu jelas.
.
Akhirnya saya salah fokus. Perhatian saya ke arah datangnya suara si murid SD. Murid SMP di depan saya tidak lagi mendapat perhatian. Hingga ketika selesai, saya baru sadar. Ternyata saya tidak menyimaknya.
.
***
.
Saya tetiba teringat beberapa tahun silam. Waktu itu saya murid sekolah asrama. Saya kurang ingat, saya kelas berapa. Tapi, kejadian itu masih teringat sampai sekarang.
.
Ceritanya, saya dan kawan-kawan lain sedang shalat maghrib. Semuanya memang wajib shalat berjamaah di masjid. Ketika yang ngimami adalah ustadz Fulan. Kami semua mencoba khusyuk mendengar bacaannya.
.
Tiba-tiba, di tengah sedang khusyuk itu, saya dan mungkin juga beberapa lainnya teralihkan perhatiannya. Pasalnnya, dari arah lain, terdengar lantunan suara bacaan surat alFatihah yang begitu indah dan syahdu. Suaranya mengalun merdu dari pengeras suara. Subhanallahi. Benar-benar indah.
.
Hinga tiba-tiba ada beberapa orang yang secara koor mengucap "aamiin". Padahal imam di depan tidak sedang membaca alFatihah. Kontan saja itu mengganggu. Untungnya, shalat berjamaah tetap berjalan. Yang terganggu hanya beberapa gelintir saja.
.
Kenapa tiba-tiba "aamiin"? Rupanya, mereka benar-benar larut dengan bacaan imam sebelah. Mereka fokus ke sana. Jasadnya ada di masjid kami, tapi hatinya ada di masjid sebelah. Akhirnya mereka salah fokus.
.
***
.
Dalam kehidupan nyata, kita sering begini. Awalnya fokus ke satu hal, lalu tiba-tiba fokus kita teralihkan. Jadi tidak fokus pada rencana awal.
.
Perhatikanlah kaca pembesar yang mampu membakar sesuatu dengan bantuan sinar matahari. Terbakarnya sesuatu itu adalah hasil dari fokusnya sinar matahari yang melewati kaca pembesar ke satu titik. Ingat, hanya fokus ke satu titik. Jika sinar matahari yang melewati kaca tidak fokus, ia tidak akan bisa menghasilkan api.
.
Orang-orang yang tidak fokus pada tujuannya, akan gagal. Atau paling tidak, akan telat sampai pada tujuannya. Untuk itu, diperlukan adanya skala prioritas. Mana yang harus difokuskan terlebih dahulu, dan mana yang tidak perlu dilakukan.
.
Hal ini Allah tegaskan dalam firmanNya: "wa idza farogta, fanshob." Ayat 7 dari surat 94 ini mencoba mengingatkan. Kalau udah selesai dengan satu urusan, baru bergeser ke urusan yang lain. Biar nggak salah fokus.
.
[Hari ke-16 30DWC Jilid 4]
[Fighter Squad 8 dari Empire
Skala Prioritas dan Salah Fokus Skala Prioritas dan Salah Fokus Reviewed by Ibnu Basyier on Friday, February 17, 2017 Rating: 5

3 comments:

  1. Gus Ibnu, panjenengan serat Firman-NYA dalam ayat 7 Surat 94, mohon diartikan bunyi ayat tersebut. Sekalian bertanya: Surat 94 itu Surat apa ya??

    Maafkan saya yang tidak bisa ngaji ini Gus.

    Membaca tulisan-tulisan panjenengan, saya seperti mengaji jarak jauh :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayat itu ada di ayat ke-7 dari surat ke-94, yaitu surat al-Insyiroh (dalam beberapa cetakan alQuran ada yang menyebut al-Syarh) yang artinya kemudahan dan kelapangan.

      Artia ayatnya kurang lebih begini: "Dan jika kamu telah selesai (dari suatu urusan; pekerjaan, aktifitas, dsb), maka lakukan urusan berikutnya dengan kesungguhan.

      Delete
  2. Mas Ibnu ni,eh panggil aja sang murabbi...

    Terimakasih tulisannya...selalu bermanfaat

    ReplyDelete

Terima kasih telah berkunjung. Semoga pulang membawa manfaat. Kalau ada yang tidak berkenan, tinggalkan di komentar....

ads
Powered by Blogger.